Suara Bangsa

Ketua TPPS Kab.Barru A.Bustan Komitmen Turunkan Angka Stunting di Bawa 5 Persen Tahun 2029 Secara Statistik

BARRU,SUARABANGSAINDONESIA—Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kabupaten Barru berkomitmen untuk menurunkan angka stunting hingga di bawah 5 persen pada tahun 2029 secara statistik.

Pernyataan itu disampaikan Wakil Bupati Barru Abustan A. Bintang yang juga selaku Ketua TPPS Kab.Barru dihadapan Tim Penilai Penilaian Kinerja Aksi Konvergensi Percepatan Penurunan Stunting Provinsi Sukawesi Selatan Tahun 2025 secara Virtual di Ruang Barru Smart Information Center Kantor Bupati Barru, Selasa (27/05/2025) sore.

Dalam paparannya, Wakil Bupati dijelaskan mengungkapkan berbagai kebijakan dan intervensi telah dilaksanakan secara sistematis di seluruh wilayah, mencakup intervensi gizi spesifik dan sensitif.

Dijelaskan, pada tahun 2024, jumlah keluarga berisiko stunting di Kabupaten Barru mengalami penurunan signifikan, dari 7.539 kepala keluarga (kk) menjadi 6.668 kk. Capaian ini merupakan hasil kolaborasi lintas sektor dan kerja nyata di lapangan, yang tidak hanya terfokus pada anak balita tetapi juga mencakup calon pengantin, ibu hamil, ibu menyusui, serta remaja.

Kabupaten Barru sendiri memiliki tujuh kecamatan dengan total 40 desa dan 15 kelurahan. Berdasarkan data Disdukcapil, jumlah penduduk mencapai 196.001 jiwa, dengan jumlah sasaran balita sebanyak 11.169 anak. Seluruh desa dan kelurahan telah melaksanakan berbagai program kunci, antara lain: Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM), audit stunting, surveilans gizi, pemantauan tumbuh kembang di posyandu, dan penyediaan bidan sesuai kebutuhan.

Untuk mendukung berbagai kegiatan tersebut, Pemerintah Kabupaten Barru mengalokasikan total anggaran sebesar Rp 20,4 miliar dari APBD 2024. Anggaran ini tersebar di berbagai Organisasi Perangkat Daerah (OPD), termasuk Dinas Kesehatan, Dinas Sosial, Dinas Pendidikan, Dinas PUTRPerkim, Dinas Pertanian, Dinas Kominfo, Dinas Perikanan, serta Bappelitbangda. Tak hanya itu, tambahan dukungan juga datang dari BAZNAS dan Dana Desa dengan total tambahan Rp 9 miliar lebih.

Program-program intervensi meliputi,
Pemeriksaan kesehatan calon pengantin,Edukasi gizi dan kesehatan reproduksi remaja,Pemantauan pertumbuhan balita di posyandu,Penanganan ibu hamil Kurang Energi Kronis (KEK),Pemberian Tablet Tambah Darah (TTD),Pelayanan KB pasca persalinan,Penyuluhan ASI eksklusif, Pelatihan kader dan pendampingan keluarga berisiko stunting.

Salah satu kekuatan program di Barru adalah kehadiran berbagai inovasi lokal yang dirancang untuk menjawab kondisi spesifik masyarakat. Beberapa inovasi unggulan antara lain: “One Day One Egg” untuk peningkatan asupan protein balita, “PEDE MAKESSING” (Pemerintah Desa dan Masyarakat Cegah Kasus Stunting), “Duta Parenting” yang melibatkan remaja sebagai agen edukasi, “CINTA PASTI” (Cegah Stunting lewat Sanitasi dan Air Bersih), “Pepaya Matang” sebagai bentuk pemanfaatan pekarangan untuk ketahanan pangan keluarga.

Rembuk Stunting juga dilaksanakan secara menyeluruh. Di tingkat kabupaten, kegiatan ini dilaksanakan pada 21 Mei 2024, sementara tingkat kecamatan dan desa/kelurahan telah menyelenggarakan rembuk sejak Januari hingga Maret 2024. Total 55 desa dan kelurahan telah berpartisipasi aktif dalam rembuk ini, yang tidak hanya menjadi forum koordinasi, tetapi juga wadah komitmen bersama antar pelaku pembangunan.

Untuk mendukung keberlanjutan program, Pemkab Barru telah memperkuat regulasi melalui berbagai Peraturan Bupati, antara lain Perbup Nomor 41 Tahun 2022 tentang Peran Desa dalam Percepatan Penurunan Stunting Terintegrasi, serta SK Tim Percepatan Penurunan Stunting yang dikukuhkan pada awal 2024.

Penguatan juga dilakukan di sisi sistem manajemen data melalui perbaikan basis data kesehatan, sosial, dan infrastruktur. Kegiatan pengukuran dan publikasi data stunting direncanakan berlangsung pada Oktober 2024, dengan audit kasus stunting dan tindak lanjutnya menjadi bagian penting dalam proses pemantauan.

Sebanyak 110 Kader Pembangunan Manusia (KPM), 141 Tim Pendamping Keluarga (TPK), dan 850 Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) telah diberikan pembinaan, modul, SK, dan rencana kerja. Kelembagaan masyarakat desa yang berjumlah 933 orang juga aktif dilibatkan dalam kegiatan bulanan dan semesteran untuk memastikan keberlanjutan aksi.

Kendati mengalami progres yang positif, masih ditemukan beberapa tantangan, seperti rendahnya pemberian ASI eksklusif pada bayi di bawah 6 bulan, serta rendahnya pemahaman masyarakat tentang manfaat konsumsi ikan. Sebagai solusi, Pemkab mendorong penguatan komunikasi, edukasi keluarga, operasi timbang, serta pemadanan data antara Dinas Sosial dan fasilitas kesehatan untuk memastikan bantuan tepat sasaran.

Wakil Bupati Barru, dalam penutup paparannya, menekankan pentingnya kolaborasi semua pihak, termasuk pemerintah desa, sektor swasta, akademisi, masyarakat, dan media (pentahelix), dalam memperkuat gerakan percepatan penurunan stunting.

“Kami berkomitmen untuk terus memperbaiki kualitas pelaksanaan dan memastikan seluruh inovasi dan program berjalan berkelanjutan, sehingga ke depan tidak ada lagi anak-anak Barru yang tumbuh dalam kondisi stunting,” tegasnya.

Dengan pendekatan berbasis data, regulasi yang kuat, dukungan anggaran , serta inovasi berbasis masyarakat, Kabupaten Barru menargetkan capaian signifikan dalam mewujudkan generasi yang sehat, cerdas, dan produktif.

Pemaparan wakil bupati tersebut didampingi beberapa pimpinan Organisi Perangkat Daerah (OPD) diantaranya Kadis Kesehatan, Kadis Pendidikan, Kadis BPMD, Plt. Kepala Bapelitbangda dan Kepala Puskesmas se-Kab.Barru (*)

Berita Terkait
Berita Populer